Rabu, 11 Januari 2012

MODIFIKASI ALAT PERMAINAN SEPAK TAKRAW


BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
Sejak zaman dahulu kala, permainan sepak takraw sudah tumbuh an berkembang didaerah riau dan beberapa daerah sumatera, Sulawesi dan Kalimantan, terutama dimainkan dalam upacara resmi kerajaan, pesta keramayan keluarga, ppesta panen atau atraksi untuk menyambut tamu agung. Dalam permainan ini dibutuhkan kelincahan kalau mahir memainkanya menimbulkan suasana senang baik yang memainkan maupun yang melihat.

Sepak raga dijadikan sebagai arena komunikasi antar remaja baik yang bermain maupun yang menonton. Karena itu, jenis olahraga rakyat ini selalu menjadi daya tarik. Akhirnya berkembang menjadi olahraga prestasi, karena setiap regu saling berlomba mengalahkan lawan dengan kebolehan dan variasi acrobat.
Secara resmi berkembang sekitar tahun 1970 dengan insruksi depdikbud 1970. Terutama di aerah riau, sumut, sumber dan Sulawesi selatan. Dan tahun 1971 berdiri PERSERAI (persatuan sepak raga seluruh Indonesia) dengan empat pengurus daerah. Tahun 1980 berkembang menjadi 14 pengurus daerah. Kini dipertandingkan disetiap PON dan kejuaraan lainnya. 
Tujuan kami memodifikasi permainan sepaktakraw adalah untuk menyesuaikan kondisi lapangan sekolah atau keadaan sekolah dan juga menyesuaikan dengan usia, ukuran badan dan berbagai pertimbangan lainnya mengingat kami ini sebagai guru madrasah ibtidayah sekolah dasar yang mana anak-anaknya masih kecil dan mungkin kalaunya menggunakan ukuran lapangan dan bola yang asli seperti permainan sepaktakraw pada umumnya kami khawatir dapat mencelakakan anak-anak jadi kami berinisiatif memodifikasinya dengan bahan yang tidak berbahaya untuk bolanya, dan ukuran lapangannya pun kami perkecil sesuai dengan anak didiknya atau yang akan memainkannya.





BAB II
PEMBAHASAN
PERMAINAN SEPAKTAKRAW
A.  Sejarah permainan sepaktakraw
Olahraga sepaktakraw adalah transformasi dari permainan yang dalam bahasa melayu disebut sepak raga (raga=keranjang), disebut takraw dalam bahasa Thai, di Filipina disebut Sipa, di Burma disebut Chinlone, di Laos disebut Kator. Permainan ini berasal dari zaman Kesultanan Melaka (1402 - 1511). Catatan sejarah terawal tentang sepak raga terdapat dalam sejarah Melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 - 1477), seorang puteranya bernama Raja Ahmad telah dibuang negeri karana membunuh anak Bendahara akibat persengketaan ketika bermain sepak raga. Raja Ahmad kemudiannya diangkat menjadi Sultan di Pahang, bergelar Sultan Muhammad Shah I Ibni Almarhum Sultan Mansur Shah.
Pada permainan sepak raga para pemain berdiri membentuk lingkaran dan menggunakan bola yang terbuat dari rotan yang dianyam bulat. Transformasi ini terjadi pada era 1940 an ketika permainan bola keranjang ini dimulai menggunakan jarring dan peraturan angka, serta para pemain tidak lagi berdiri membentuk lingkaran tetapi dimainkan di lapangan ganda badminton. Dan pada masa sekarang bola yang digunakan tidak lagi yang terbuat dari rotan tetapi yang terbuat dari fiber. Kejuaraan paling bergengsi dalam cabang ini adalah King’s Cup World Championship, yang diadakan di Bangkok, Thailand.

B.  Perkembangan Permainan Sepaktakraw di Indonesia
Pada bulan September tahun 1970 Tim sepak takraw Malaysia dari bulan april tahun 1971 Tim sepaktakraw dari Singapura telah mengadakan kunjungan selama beberapa hari ke Indonesia. Selama kunjungan tersebut, baik tim sepak takraw Malaysia maupun tim singapura telah mengadakan demonstrasi-demonstrasi permainan sepak takraw di beberapa kota antara lain di Jakarta, bandung dan medan. Kunjungan ini tim sepak takraw Malaysia dan singapura ini telah mendorong kita untuk berpartisipasi terhadap permainan tersebut, mengingat permainan ini dasarnya adalah dari permainan sepak raga, permainan rakyat yang terdapat di beberapa daerah di Indonesia.
Kemudian, melalui peserta upgrading  dan konperensi kerja direktorat jenderal olahraga dan pemuda yang diikuti oleh para asisten III bidang olahraga dan pemuda, kepala-kepala kantor pembinaan olahraga, pendidikan, keolahragaan, kepemudaan dan pendidikan masyarakat seluruh Indonesia pada tanggal 29 september sampai dengan 5 oktober 1970 da cipayung bogor, direktur jenderal olahraga dan pemuda telah menginstruksikan agar pemain sepak takraw segera dkembangkan dan dibina di daerah-daerah.
Sejak adanya instruksi tersebut permainan sepaktakraw mulai dikembangkan terutama di daerah dimana terdapat permainan sepakraga yaitu di Sulawesi selatan, Sulawesi barat dan tanjung pinang riau. Sebagai kunjungan balasan dan untuk memenuhi undangan dari singapure Amateur sepak takraw association (PERSES) dan persekutuan sepak raga Malaysia, pada bulan agustus 1971 telah diberangkatkan oleh direkturat jenderal olahraga dan pemuda satu tim sepaktakraw ke singapura dan Malaysia. Anggota tim yang mengikuti pertandingan tersebut berjumlah  15 orang, terdiri dari 5 orang pemain dan 1 orang pelatih dari Sulawesi selatan, 5 pemain dan 1 pelatih dari tanjung pinang riau dan 2 orang dari direkturat jenderal olahraga dan pemuda sebagai tim menejer dan wakil tim menejer. Pimpingan rombongan ialah bapak supardi, direktur jenderal olahraga dan pemuda.
Perlombaan tim sepak takraw untuk pertama kalinya ini yang dipimpin langsung oleh bapak supardi, mendapat sambutan yang baik sekali dan isambut dengan gembira oleh pihak singapura dan Malaysia, terutama dari persekutuan Amateur sepak takraw singapura dan  persekutuan sepakraga Malaysia, serta mengharapkan agar Indonesia mengambil peranan dimasa yang akan datang dalam usaha pengambangan dan peningkatan permainan ini, khususnya di Negara-negara asia.
Selama kunjungan tim tersebut telah mengikuti pertandingan-pertandingan sepaktakraw pada pesta sukan di singapura dan pertandingan persahabatan di beberapa kota di Malaysia, yaitu di johor baru, alor star,  penang dan dengan tim sepak takraw tentara di kuala lumpur.
Di dalam mengikuti pertandingan-pertandingan tersebut banyak pengalaman yang diperoleh, baik dalam hal teknik dan taktik permainan. Maupun dalam penyelenggaraannya. Disamping itu kunjungan ini sangat berkesan sekali dan penuh dengan rasa persaudaraan dan kekeluargaan yang mendalam.
setelah selesai melakukan kunjungan selama 12 hari di Singapura dan Malaysia anggota tim kembali dengan membawa bekal yang sangat berguna dalam usaha meningkatan dan pembinaan permainan sepak takraw si Indonesia.

C.  Pengertian, aturan permainan dan hal-hal yang berkaitan dengan permainan Sepak Takraw
Sepak takraw adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, dan masing-masing regu terdiri dari tiga pemain. Permainan ini dapat dimainkan dilapangan terbuka atau tertutup.
1.    Lapangan
a.    Bentuk lapangan
·      Panjang lapangan                         : 13,42 meter
·      Lebar lapangan                             : 6,10 meter
·      Daerah bebas rintangan                : 7,32 meter


b.    Garis batas
Garis batas lapangan diberi tanda dengan kapur atau cat. Lebar garis batas tidak lebih dari 3,8 cm. garis batas tepi lapangan sekurang-kurangnya 2 meter bebas dari semua rintangan disekitar lapangan.
c.    Perempat lingkaran
Ada empat buah perempat lingkaran (quarter circle) dibuat pada kedua ujung garis tengah lapangan dengan jari-jari 91 cm. perempat lingkaran ini digunakan sebagai tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan sepak pertama (servis)
d.   Lingkaran sepak pertama (servis)
Sepak pertama dilakukan pada lingkaran yang berjari-jari 0,31 meter. Lingkaran itu dibuat dengan menentukan titik tengah berjarak 2,44 meter dari garis belakang dan 3,5 dari garis samping.
2.    Jaring atau net
Jaring terbuat dari talirami, nylon, atau bahan lain. Besar lobang pada jaring tersebut berukuran 4 sampai 5,3 cm. lebar jarring 0,72 meter, dan panjang 6,71 meter. Jaring dipasang dengan ketinggian 1,55 meter.
3.    Bola
Bola yang digunakan dalam sepak takraw adalah bola yang terbuat dari anyaman rotan. Berat bola yang dimainkan tidak boleh kurang dari 160 gram dan tidak boleh lebih dari 180 gram.


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d3/Rattan_sepak_tawraw_ball.png/220px-Rattan_sepak_tawraw_ball.png



Gambar bola sepaktakraw yang terbuat dari rotan
Gambar bola sepaktakraw yang terbuat dari fiber

4.    Pemain
a. Sepak takraw dimainkan oleh dua regu masing-masing regu terdiri dari 3 orang.
b. Pemain yang berdiri dibagian belakang lapangan tersebut tekong.
c. Dua orang lagi disebut pemain depan, yang sebelah kiri disebut apit kiri dan sebelah   kanan  disebut apit kanan.
5.  cara memainkan sepak takraw
Sepak takraw dimainkan dengan kaki dan kepala, hampir sama dengan permainan sepak bola yang berbeda hanya jumlah pemain. Teknik dasar permainan sepak takraw: sepak sila; sepak kuda; menyundul bola; menahan bola dengan paha; dan memainkan bola dengan tempurung kaki.
6.    Lama permainan
Lama permainan ditentukan oleh akhir satu game. Akhir satu yang terjadi bila satu regu memperoleh angka 15. Regu yang paling dahulu mendapat angka 15, dinyatakan menang. Bila terjadi angka yang sama 13-13, maka regu yang terdahulu mendapat angka 13 akan menentukan deuce. Saat deuce masing-masing regu mencari 5 angka. Regu yang mencapai 5 angka lebih dahulu, dinyatakan menang. Demikian pula bila terjadi angka 14-14, regu yang lebih dahulu mendapat angka 14, menentukan deuce. Pada saat deuce masing-masing regu mencari 3 angka. Regu yang lebih dahulu mendapat angka 3, regu itu dinyatakan menang. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir dimulai.
7.    Peraturannya sama dengan bola voli dengan perbedaan:
Ø  pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan.
Ø  pemain atau tim hanya boleh menyentuh bola 3 kali berturut-turut
Ø  posisi pemain bertahan tidak diputar
8.      Permulaan permainan
Sebelum permainan dimulai, wasit melakukan undian (Toss) dengan mempergunakan uang logam (toss of coin) untuk memilih bola atau tempat. Permainan dipimpin oleh seorang wasit dan seorang pembantu wasit (wasit II) dengan dibantu oleh 6 orang penjaga garis (lines man) yang duduk di 4 penjuru lapangan. Regu yang memilih bola yang pertama memulai permainan (set) pertaa, selanjutnya pemenang game (set) pertama memulai permainan set kedua.
9.      Sepakan permulaan (servis)
v  Tekong (server) itu hendaklah kakinya berada dalam lingkaran.
v  Apit pelambung bola haruslah berdiri dalam lingkaran (dibagian tengah lapangan).
v  Apit yang seorang lagi haruslah berada didalam lingkaran penjuru lainnya.
v  Regu yang menerima servis boleh berdiri dimana saja di dalam lapangannya.
v  Servis dianggap sah walaupun bola menyentuh jaring.
10.     Kesalahan, pelanggaran (Faults) untuk regu yang melakukan servis:
Ø  Tekong tidak menyepak bola pada lambungan pertama
Ø  Tekong tidak meletakkan sebelah kakinya dalam lingkran sewaktu melakukan servis.
Ø  Kedua kaki pelambung bola dan pemain depan lainnya (apit kiri/apit kanan) tidak berada di dalam garis seperempat lingkaran, atau apit kiri /apit kanan mengangkat kaki sewaktu melambungkan bola untuk sepekan permulaan servise.
Ø  Menginjak garis (walaupun seorang ).
Ø  Tempat pemain-pemain bertukar.
Ø  Mati bagi regu yang melakukan servis, jika bola tidak masuk lapangan lawan, karena bola menyangkut di jaring atau bola jatuh di luar lapangan.
11.     Kesalahan, pelanggaran (Faults) untuk regu yang menerima servis:
Ø  Berada di luar lapangan
Ø  Berjalan, menggertak, mengejek dengan tujuan mengganggu pihak lawan.
12.  Kesalahan, pelanggaran (Faults) untuk kedua regu dalam permainan
Ø  Menginjak garis tengah.
Ø  Bola jatuh dilapangan sendiri atau diluar lapangan.
Ø  Bola menyentuh jaring dan tidak masuk lapangan lawan.
Ø  Bola mengenai tangan atau lengan.
Ø  Memegang jaring atau tiang jaring
Ø  Memainkan bola lebih dari tiga kali berturut-turut.
Ø  Memasuki lapangan lawan.
Ø  Menahan kawan dari menyentuh jaring, tiang jaring, bangku wasit.
13.     Cedera atau kecelakaan dan penundaan permainan
Ø  Jika dalam suatu pertandingan seorang pemain mengalami cedera, maka wasit dapat segera menghentikan permainan selama 5 menit.
Ø  Selama permainan terhenti, tidak seorang pemain pun diperkenankan meninggalkan lapangan, atau mendapat minum atau bantuan lainnya.
Ø  Bilamana pemain yang cedera tidak dapat meneruskan pertandingan, maka pemain lain dapat menggantikannya.
14.  Disiplin
Ø    Setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan.
Ø    Hanya kapten regu yang diperkenankan mengadakan kontak dengan wasit.

15.     Hukuman
Hal-hal yang mendapat hukuman/ teguran:
Ø  Mendekati atau bicara dengan wasit atau petugas lainnya dengan sikap yang tidak     selayaknya.
Ø  Mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh kepada petugas pertandingan.
Ø  Bersikap atau berusaha mempengaruhi keputusan pimpinan pertandungan.
Ø  Melakukan tindakan yang tidak terpuji atau mengucapkan ejekan terhadap lawan.
Ø  Memberikan bola dengan kaki kepada lawan.
Ø  Tidak mematuhi pertandingan.
Ø  Para pemain yang tidak mematuhi ketentuan diatas mendapat peringatan wasit dengan ketentuans ebagai berikut:
1.             Peringatan pertama (caution) dengan kartu kuning.
2.             Peringatan keras (explusion) dengan kartu merah.
Catatan : pemain yang mendapat kartu merah diharuskan meninggalkan lapangan dan tindakan indisipliner dikenakan terhadapnya. Dan pemain tersebut tidak diperbolehkan main sampai dewan hakim memutuskan main.

D.  Modifikasi permainan sepaktakraw
1.    Lapangan
a.    Bentuk lapangan
Seperti yang kita tahu sepak takraw bisa dimainkan diluar ruangan maupun dalam ruangan. Maka disini kami akan memodifikasi bentuk lapangannya menjadi lebih kecil sesuai dengan ukuran anak kecil tingkat sekolah dasar supaya mereka bisa memainkannya. Ukurannya kami modifikasi menjadi:
v  P anjang lapangan                             : 6 meter
v  Lebar lapangan                                 : 3 meter
v  Daerah bebas rintangan                    : 3,5 meter
b.    Garis batas
Untuk membuat garis batas kita bias menggunakan alat atau bahan yang mudah di dapat seperti arang bekas kayu bakar dan tali. Lebar garis batas tidak lebih dari 1,9 cm. garis batas tepi lapangan sekurang-sekurangnya 1 meter bebas dari semua rintangan disekitar lapangan.
c.    Perempat lingkaran
Perempat lingkaran yang merupakan tempat melambungkan bola kepaa pemain yang melakukan sepak pertama atau servis jari-jarinya kita ubah menjadi 35 cm.
d. lingkaran sepak pertama (servis)
sepak pertama dilakukan pada lingkaran yang berjari-jari 0,18 meter, lingkaran itu dibuat dengan menemtukan titik tengah berjarak 1,22 meter dari garis belakang dan 1,75 dari garis samping.

2.      Jaring atau net
Dalam membuat jaring kita bias menggunakan tali rapia yang kita anyam, nylon, atau bahan lain.
3.      Bola
Setelah kami memikirkan, menimbang dan memutuskan kami memilih mengganti bola dalam permainan sepak takraw yang asalnya terbuat dari rotan menjadi :
Ø Bola yang terbuat dari daun ketupat dan ditengahnya kita masukkan golongan-golongan kertas yang tidak terpakai lagi agar bola lebih kuat.
Ø Kita bisa juga menggunakan tali miliar
4.      Cara membuat bola yang dimodifikasi oleh kami
Ø  Bola yang terbuat dari daun ketupat atau daun rumbia
Bahan : daun ketupat/daun rumbia, kertas-kertas sisa atau yang sudah tidak terpakai lagi
Alat     : pisau untuk memotong daun
Cara membuat : daun ketupat atau daun rumbia yang sudah dipisahkan dari lidinya kita anyam membentuk seperti bola, tapi sebelum bentuknya sempurna seperti bola kita masukkan kertas-kertas sisa yang tidak terpakai, kita gulung-gulung menjadi seperti bola sesuai dengan ukuran bola ketupat yang kita buat tadi tapi sedikit lebih kecil supaya kita bisa memasukkan gulungan kertas tadi ke dalam bola ketupat tadi. Kemudian sempurnakan anyaman bolanya sampai menjadi bentuk bola yang sempurna seperti bola sepak takraw yang terbuat dari rotan.
Ø  Bola yang terbuat dari tali milyar
Cara pembuatanya sama yaitu di anyam membentuk seperti bola
5.      Jumlah pemain, cara memainkan dan lama permainan sama seperti permainan sepak takraw yang sebenarnya. Karena jumlah pemain yang hanya berjumlah 3 orang dalam masing-masing regu jadi kami tidak memodifikasinya karena lapangan yang kami modifikasi cukup untuk tiga orang  anak sekolah dasar. Lama permainan bisa disesuaikan dengan waktu pembelajaran.









BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Olahraga sepaktakraw adalah transformasi dari permainan yang dalam bahasa melayu disebut sepak raga (raga=keranjang), disebut takraw dalam bahasa Thai, di Filipina disebut Sipa, di Burma disebut Chinlone, di Laos disebut Kator. Permainan ini berasal dari zaman Kesultanan Melaka (1402 - 1511). Catatan sejarah terawal tentang sepak raga terdapat dalam sejarah Melayu. Ketika pemerintahan Sultan Mansur Shah Ibni Almarhum Sultan Muzzaffar Shah (1459 - 1477). Sepak takraw adalah permainan yang dimainkan oleh dua regu, dan masing-masing regu terdiri dari tiga pemain. Permainan ini dapat dimainkan dilapangan terbuka atau tertutup. Jaring terbuat dari talirami, nylon, atau bahan lain. Bola yang digunakan dalam sepak takraw adalah bola yang terbuat dari anyaman rotan. Berat bola yang dimainkan tidak boleh kurang dari 160 gram dan tidak boleh lebih dari 180 gram.
Pada permainan sepak raga para pemain berdiri membentuk lingkaran dan menggunakan bola yang terbuat dari rotan yang dianyam bulat. Transformasi ini terjadi pada era 1940 an ketika permainan bola keranjang ini dimulai menggunakan jarring dan peraturan angka, serta para pemain tidak lagi berdiri membentuk lingkaran tetapi dimainkan di lapangan ganda badminton. Dan pada masa sekarang bola yang digunakan tidak lagi yang terbuat dari rotan tetapi yang terbuat dari fiber. Kejuaraan paling bergengsi dalam cabang ini adalah King’s Cup World Championship, yang diadakan di Bangkok, Thailand.
Sepak takraw dimainkan dengan kaki dan kepala, hampir sama dengan permainan sepak bola yang berbeda hanya jumlah pemain. Teknik dasar permainan sepak takraw: sepak sila; sepak kuda; menyundul bola; menahan bola dengan paha; dan memainkan bola dengan tempurung kaki. Lama permainan ditentukan oleh akhir satu game. Akhir satu yang terjadi bila satu regu memperoleh angka 15. Regu yang paling dahulu mendapat angka 15, dinyatakan menang. Bila terjadi angka yang sama 13-13, maka regu yang terdahulu mendapat angka 13 akan menentukan deuce. Saat deuce masing-masing regu mencari 5 angka. Regu yang mencapai 5 angka lebih dahulu, dinyatakan menang. Demikian pula bila terjadi angka 14-14, regu yang lebih dahulu mendapat angka 14, menentukan deuce. Pada saat deuce masing-masing regu mencari 3 angka. Regu yang lebih dahulu mendapat angka 3, regu itu dinyatakan menang. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir dimulai. Setiap pemain harus mematuhi peraturan permainan. Hanya kapten regu yang diperkenankan mengadakan kontak dengan wasit.
MODIFIKASI PERMAIAN SEPAKTAKRAW
Seperti yang kita tahu sepak takraw bisa dimainkan diluar ruangan maupun dalam ruangan. Maka disini kami akan memodifikasi bentuk lapangannya menjadi lebih kecil sesuai dengan ukuran anak kecil tingkat sekolah dasar dan kondisi lapangan ataupun ruangan yang dimiliki oleh suatu sekolah  supaya mereka bisa memainkannya. Kali ini yang kami modifikasi adalah ukuran lapangan, bentuk bola dan net. Kami menggantinya dengan bahan-bahan yang mudah di cari dan yang tidak membahayakan bagi anak kecil usia sekolah dasar. Lama permainannya pun disesuaikan dengan jam pelajaran disekolah.
Bentuk lapangan kami buat ukurannya lebih kecil, sedangkan untuk netnya kami buat dengan tali rafia atau pun sejenisnya yang penting bisa dimanfaatkan. Dan tinggi tiang netnya pun juga kami modifikasi sesuai dengan ukuran tinggi badan anak sekolah dasar. Adapun bola permainan sepak takraw yang asalnya terbuat dari rotan atau fiber kami modifikasi dengan menggunakan daun ketupat yang dianyam membentuk seperti bola aslinya dan di dalamnya di isi gulungan-gulungan kertas agar bola lebih kuat dan sedikit berat. Kami memilih daun ketupat yang di anyam dan di isi gulungan kertas sebagai pengganti bola sepaktakraw yang aslinya karena menurut kami itu lebih mengurangi resiko cedera karena daun ketupat tidak sekeras bola sepaktakraw yang asli.

































DAFTAR PUSTAKA

Diretorat Keolahragaan. Petunjuk Pelaksanaan Pembinaan Olahraga Pedesaan (PORDES).(Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1987).
Kusyanto, Yanto. Penuntun Belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 1. (Bandung : GAneca Ekxact Bandung, 1994).
Tim Bina Karya Guru. Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. (Jakarta : Erlangga , 1994).
SR, Slamet. Pendidikan Jasmani & Kesehatan. (Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 1996).
http://xpenjas.blogspot.com/2010_07_01_archive.htmlskip to main | skip to sidebar
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_takraw











2 komentar: